Wednesday, 26 October 2011

TERJEBAK RAMALAN BEDEBAH

Somad mengawini Kunthi dan telah beranak 3 orang. Semuanya perempuan. Ingin sekali mereka memiliki anak laki-laki. Pada suatu hari Somad di sebuah acara perta giling pabrik gula minta diramal oleh seorang peramal jalanan. Peramal ini jelas tidak punya reputasi yang diakui. Somad ceriterakan keinginannya akan anak tersebut.
Peramal beraksi dengan menanyakan hari lahir somad dan isterinya, serta hari perkawinan mereka. semuanya dijawab dengan lancar. peramal juga melihat garis tangan dan raut wajah Somad. Peramal memberikan nasehatnya. " Mas akan punya banyak anak laki-laki. Tapi ingat bila anak laki-laki tersebut lahir pada hari rabu, maka itulah saat mas juga rela menyingkir dan harus meninggalkan dunia."
Ramalah itu diceriterakan juga kepada isterinya. Beberapa bulan setelah itu hamillah isterinya dan kemudian lahir anak laki-laki yang sangat tampan di hari ....rabu.  GELEDEK MENYAMBAR DIRUMAH ITU. Somad tidak mau menyentuh sama sekali anak tersebut dan selalu ketakutan di berdekatan dengan bayi tersebut. Kunthi isterinya histeris, tertekan berat. Sampai akhinya anak tersebut meninggal pada umur 9 bulan karena tersedak waktu menyusu. Kunthi, si ibu linglung hampir gila.
Kisah selanjutnya. Lahir kemudian anak perempuan, meninggal masih bayi, lahir lagi satu anak laki-laki tidak di hari rabu meninggal juga waktu masih bayi. Lahir lagi anak laki-laki tidak di hari rabu. Oleh tetangga disarankan pura-pura dibuang sebab anak laki-laki sebelumnya meninggal. Anak tersebut akhirnya dipungut tetangga. Lahir lagi anak-laki-laki, anak ke delapan, meninggal juga waktu bayi.
Hamil lagi isterinya untuk yang ke sembilan. Somad sudah berumur 40 tahun waktu itu. LAHIR ANAK LAKI-LAKI DI HARI RABU. Somad sang suami mulai tidak sehat, usus buntunya bermasalah. Keluarga ini bukan keluarga cukup. Mereka bahkan hidup  pas-pasan. Tidak mungkin membawa Somad ke rumah sakit untuk operasi. Somad meninggal saat anak bungsunya berumur 10 bulan.
Ditinggal suaminya dengan 5 anak, masih kecil-kecil lagi tanpa pekerjaan, Kunthi benar-benar terpuruk. Dia pikir anaknya ke 9 itulah naga-naganya. Anak setan dan "pembunuh" ayahnya.
Dia sumpahi anaknya itu "Tidak akan kau dapat kebahagiaan di dunia ini, selama aku masih ada"
Anak ini diserahkan asuhannya kepada kakak perempuannya yang juga masih remaja. Sebagai janda miskin Kunthi harus kerja keras dan tidak punya kesempatan memikirkan balitanya ini. 
Sewaktu anak terakhirnya sudah mulai remaja, sang ibu sebenarnya mulai menyadari betapa kejamnya dia dengan melemparkan kutukannya pada anaknya. Dia menyesal, tapi apa daya, serapahnya sudah berlaku.
Kisahnya si anak bungsu, menderita luar biasa sampai ibunya meninggal pada saat dia berumur 29 tahun. Setelah itu baru kebahagian hidupnya muncul.
YANG HARUS DIPELAJARI DARI KISAH INI
1. jangan terjebak pada ramalan
2. ibu dilarang mengutuk anaknya dengan nasib buruk
3.bila seorang ibu telanjur melemparkan kutukan, jangan ragu-ragu, batalkan dan mintalah ampun pada Tuhan, segera.
SIMA RODRA 2011

No comments:

Post a Comment