Inilah nasib. yang sudah digariskan oleh yang maha esa. Ketika masih muda. Umurku sudah 28 tahun. banyak ya. Belum pernah pacaran. Sering naksir tetapi tidak berlanjut karena banyak kelemahanku. Semangatkupun perlahan turun trap demi trap.
Waktu itu aku seperti kepala rumah tangga. Kakakku yang punya rumah mengikuti suaminya ke Amerika. 2 tahun.
Dua tahun ini pula berarti aku sebagai kepala rumah tangga. pada tahun itu juga tetangga membangun rumah dan tidak lama kemudian keluarga baru datang di satu blok. Hiiii ada gadis yang kuincar. adik dari yang punya rumah baru itu. Tapi mana mungkin dia cantik. kuning langsat, wajahnya bersih. Langsing, cukup tinggi untuk ukuran orang Indonesia. Pasti sudah punya pacar. Aku? hiiiii hitan agak gemuk, wajah yang mulus perutnya agak gendut.
Sudahlah jangan bermimpi. ya, aku tidak berani bermimpi. hiiii bermimpi saja tidak berani, apalagi mendekatinya. Tapi inilah nasib, sekali lagi nasib. Dia, sebut saja namanya Aila ternyata aktif di kegiatan pemuda kampung. Nah aku juga.